Senin, 20 Mei 2019

dan aku berdoa dengan penuh Afirmasi

Aku berdoa semoga kamu menemukan kejelasan dalam pencarianmu untuk memahami dirimu sendiri, bahkan ketika segala sesuatu tampak membingungkan
Aku berdoa semoga kamu membuka hatimu untuk menerima berkah-berkah yang telah kamu minta, bahkan ketika kamu merasa putus asa.
Aku berdoa agar ketegaran melindungimu sebagai cahaya untuk orang-orang terkasihmu.
Aku berdoa agar kamu selalu tersenyum dan selalu syukur, bahkan ketika emosimu mengatakan sebaliknya.
Aku berdoa agar kedamaian selalu ada dalam hatimu, kenyamanan dalam hidupmu dan kemudahan dalam pikiranmu, jalankan itu semua, kamu layak untuk bahagia.

-Dini Andriani-

Minggu, 24 Maret 2019

Menerima-Memaafkan-Mengikhlaskan

  1. Akhirnya saya memahami bahwa setiap orang selalu ingin merasa lebih beruntung, entah dari hal apa-pun. Rasanya tak ada satu dari kita yang ingin dirugikan.
    Mau dibahas dari sisi mana pun, entah dengan cara kita membela diri seolah-olah tidak ingin mengambil keuntungan dari suatu keadaan, jauh dari semua alasan itu, kita sedang menyelamatkan diri dari kerugian. Baik waktu, materi, tenaga bahkan nama baik.
    Sebelum sampai dititik memahami, saya pernah tidak terima akan satu keadan yang dijabarkan pun rasanya enggan.
    Bagi saya, cara menyelamatkan diri suatu lubang, bukan dengan menjadikan orang lain sebagai pijakan untuk naik dan menyelamatkan diri. Atau cara menghindari diri dari serangan lawan bukan dengan menjadikan orang lain sebagai tameng. Alih-alih berpendapat “hanya dia yang mampu” justru itulah cara kita menjadikan dia sebagai korban.
    Contoh lainnya adalah memberikan banyak saran untuk terus maju, namun ketika gagal, kita justru balik menyalahkan.
    Saya rasa akan ada banyak contoh jika harus disebutkan satu persatu, namun saya pernah menjadi pijakan atau tameng dari hal yang selalu saya harapkan tak akan lagi pernah terjadi.
    Fase sampai akhirnya memahami, lantas menerima pun bukan fase yang mudah dilalui, saya pernah ingin benar-benar marah tapi tak bisa tersampaikan, tak tahu ingin marah dengan siapa karena tak ada ada satu pun yang ingin disalahkan. Saya pernah berusaha speak up tapi dari mereka justru lebih banyak menyalahkan.
    Pelajaran yang tak mudah saya lupakan, bahwa semua orang, tak ada yang ingin dirinya dirugikan dan disalahkan, seolah semua jadi lebih pandai merespon argumen.
    Suatu hari saya mulai menerima itu semua, hingga emosi saya luruh, rasa sedih dan kecewa saya pudar perlahan, lantas pelan-pelan memaafkan sumua yang pernah terjadi.
    Dari seseorang yang ahli dibidangnya, dia menjelaskan bahwa cara melupakan paling mudah adalah menerima-memaafkan-mengikhlaskan. Dan saat saya mulai menghikhlaskan, saya tak pernah ingin kembali pada keadaan itu, termaksud siapa saja yang berperan didalamnya.

    Dini Andriani

dan aku berdoa dengan penuh Afirmasi

Aku berdoa semoga kamu menemukan kejelasan dalam pencarianmu untuk memahami dirimu sendiri, bahkan ketika segala sesuatu tampak membingungk...